17 Januari 2019

Prilaku Orang Munafik Jaman Now



Oleh : Deni Solehudin

عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي ، كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ  - وفي رواية : إِنَّمَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ كُلَّ مُنَافِقٍ عَلِيمٍ ، يَتَكَلَّمُ بِالْحِكْمَةِ ، وَيَعْمَلُ بِالْجَوْرِ.
            Artinya : “Dari Umar bin Khottob r.a. katanya : “Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda : “Sesungguhnya yang paling aku khwatirkan dari yang dikhawatirkan yang akan menimpa kepada umatku ialah orang munafik yang pandai berbicara, pandai bersilat lidah”. Dalam riwayat lain, Rasul bersabda :”Sesungguhnya yang Aku khawatirkan atas kamu adalah orang munafik yang pandai, ia berbicara hikmah, (tetapi) beramal yang jelek. (HR. Ahmad).
Selain Imam Ahmad, hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Bathah Al ‘Abkary dalam kitabnya Al-Ibanatul Kubro Juz 2/ hal 463-464, hadits no. 941, 942; Imam Baehaqy dalam kitabnya Syu’abul Iman juz 4/ hal 294, no. 1729, hal 296 no. 1731; Abu Al Fadl dalam kitabnya Al Musnadul Jamy’ juz 32/ hal 402, no. 10679. Menurut Nashiruddin Al Albany hadits ini derajatnya shahih (Silsilah Shahihah Juz 3/ hal 11 dan 87).
      Kata “munafik” berasal dari “nafaqo” yang mengandung arti terowongan, lubang di bumi, lubang tikus. Kata Abu Ubaid : “Orang munafik disebut munafik karena ia seolah-olah berterowong, atau karena ia seolah-olah tikus, yang masuk lewat lubang masuknya ke dalam tanah dan keluar lewat tempat persembunyiannya. Begitulah halnya orang-orang munafik; ia masuk Islam kemudian keluar dari Islam dengan tidak mengikuti jalan yang sebenar-benarnya. (As Shobuny: 1994).
            Orang munafik lebih bahaya dari orang kafir. Mereka adalah musuh dalam selimut, mereka menggunting dalam lipatan. yang susah diketahui dan ditindak. Hal ini pula yang paling dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. sebagaimana hadits di atas. Dalam kesempatan lain Rasulullah saw. menyatakan bahwa beliau tidak mengkhawatirkan adanya orang yang musyrik/ kafir karena mereka sudah jelas dengan terang-terangan menolak Islam tetapi yang beliau khawatirkan adalah orang-orang munafik yang pandai bersilat lidah, memutar balikkan keadaan, mereka mengatakan yang kamu ketahui tetapi berbuat apa yang kamu ingkari. (H.R. Thabraby).
            Orang-orang munafik dikatagorikan biang laknat, karena mereka berusaha menghancurkan Islam dari dalam. Mereka menggunakan ayat-ayat Allah dan memelintirkannya untuk menimbulkan keraguan (tasykik) di antara umat Islam terhadap kitab suci dan nabinya.
عَنْ زِيَادِ بْنِ حُدَيْرٍ قَالَ قَالَ لِي عُمَرُ هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ الْإِسْلَامَ قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ
Dari Ziyad bin Hudair ia telah berkata : Umar r.a. telah bertanya kepadaku: “Apakah kamu tahu apa yang akan menghancurkan Islam?. Ia (Ziyad) menjawab : “saya tidak tahu”. Umar berkata : Tergelincirnya (menyimpangnya) orang yang berilmu (cendekiawan muslim), bantahan orang-orang munafik, dan hukum (fatwa) ulama-ulama yang menyesatkan. (HR. Ad Darimy).
Dalam riwayat yang marfu’ yang bersumber dari sahabat Muadz bin Jabal bahwasanya Rasulullah saw. mengingatkan umatnya akan tiga hal tersebut di atas dan menasihatinya dengan pernyataan : ……. adapun tergencirnya orang-orang yang berilmu maka janganlah kamu taklid dalam agamamu, karena jika mereka tergelincir maka janganlah kamu memutuskan cita-cita kamu, adapun bantahan orang-orang munafik dengan Al-Qur’an, maka ingatlah sesungguhnya Al-Qur’an mempunyai menara sebagaimana menaranya jalan, (Oleh sebab itu), apa yang kamu ketahui maka ambillah dan apa yang kamu tidak mengetahuinya maka tanyakanlah kepada yang mengetahuinya (Al Mu’jamul Ausath, Juz 19/ hal 40). Orang berilmu tetapi fasik mereka sangat berbahaya karena kesesatan mereka tidak hanya untuk dirinya saja tetapi kesesatan mereka diikuti oleh orang-orang awam yang merasa kagum dengan pengetahuan dan gelar mereka. Umar bin Khattab pernah ditanya mengenai maksud munafik yang ‘alim, Umar menjawab: ia adalah ‘alim lisannya, tetapi jahil hati dan amalnya. (Kanzul ‘Umal, Juz 10/ hal 269).
Sepak terjang orang-orang munafik sebagaimana sepak terjangnya tikus-tikus rumah yang menggerogoti bangunan rumah. Mereka dengan sembunyi-sembunyi –walaupun akhirnya ketahuan- berusaha merusak bangunan Islam.  
Dari Abu Sa’id Al Khudriyy r.a. dari Nabi saw. katanya : Akan muncul orang dari arah timur  dan mereka membaca Al Qur’an tetapi hanya sampai lisannya saja (tidak tembus hatinya), mereka menjauhi agama sebagaimana menjauhnya anak panah dari busurnya. Mereka tidak dapat kembali padanya sebelum anak panah tersebut kembali pada ujungnya (ujung anak panah tempat meletakkan tali busur). Ditanyakan : Apa sebutan bagi mereka, mereka dipanggil at tahliq atau at tasbid. (HR. Bukhori dan Muslim).
At Tahliq dan At Tasbid dalam pengertian bahasa Arab yaitu memangkas, mencukur. Mereka disebut pemangkas agama karena berusaha menghilangkan nilai-nilai, khazanah Islam sedikit-demi sedikit yang akhirnya Islam tinggal namanya saja bahkan hancur lebur yang ada adalah para pengikut hawa nafsu yang menafsirkan dan menjalankan agama menurut kehendak mereka.
Sejarah telah membuktikan bagaimana mereka berani mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. tidak adil, menghina dan memfitnah istri Nabi, membuat masjid tandingan, dan lain-lain sampai-sampai Umar bin Khottob r.a. meminta ijin kepada Rasulullah saw. untuk membunuhnya tetapi Rasul saw. melarangnya.
 “Sesungguhnya orang-orang munafik pada hari ini lebih jahat daripada orang-orang munafik pada masa Rasulullah saw.. (Karena) dahulu mereka menyembunyikan kemunafikannya, tetapi sekarang mereka berani menampakkan diri”
Pernyataan di atas adalah pernyataan empat abad yang lalu yang dilontarkan oleh Khuzaifah bin Yaman, shohibus sirry Rasulullah saw. yang mana pada waktu itu telah bermunculan kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam. Penghinaan dan penodaan terhadap Nabi, para sahabat bahkan mereka berhasil membunuh sahabat Nabi terkemuka yaitu Umat bin Khattab, Utsman dan Ali. Bagaimana sekarang?
Berulang-ulang Nabi saw. mengingatkan kepada kita tentang bahaya orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang 'bermuka dua', lahirnya kelihatan baik, tetapi bathinnya ternyata jahat. Secara lahir mereka baik, bahkan orang-orang awam menganggap mereka pahlawan. Orang-orang awam tertipu dengan ucapan mereka, karena mereka pandai bersilat lidah, perkataannya sangat menakjubkan dan meyakinkan, tetapi perbuatannya bertentangan dengan ucapan mereka sendiri.
Di depan kita mereka mengaku pembela kebenaran, penegak keadilan, pejuang hak asasi manusia, dan pendekar demokrasi. Tetapi, ternyata mereka adalah penghalang kebenaran, perusak keadilan, pelanggar hak asasi manusia, dan penghambat demokrasi.
    Atas nama Hak Asasi Manusia dan Demokrasi mereka berusaha untuk menghilangkan rambu-rambu yang menurut mereka menghalangi kebebasan mereka untuk mengekspresikan ijtihad agama dan keyakinannya, tetapi dalam waktu yang bersamaan mereka melanggar hak orang lain, yaitu hak untuk dihormati, bukan untuk dinodai. Mereka berkumpul dalam wadah menipu awam, yaitu  wadah pembelaaan terhadap hak asasi manusia, wadah pembuat islah, perbaikan, tetapi kenyataannya adalah pengrusakan.
Orang-orang munafik adalah mereka yang paling menentang penegakan syari'at Islam, walaupun mereka mengaku sebagai seorang muslim, hal itu sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Qur’an: "Apabila dikatakan kepada mereka; marilah kamu ( tunduk ) kepada hukum yang Allah telah turunkan kepada rasul-Nya" niscaya kamu lihat orang orang munafik menghalangi manusia dengan sekuat- kuatnya dari mendekati kamu" (Annisa: 61)
Kita dapat lihat pada hari ini orang-orang yang mengaku Islam mereka berjubah dengan label kiai, cendekiawan, prof studi Islam tetapi dihadapkan pada UU yang berpihak pada kebenaran mereka menolaknya. Dari kasus-kasus yang ada, dengan kasat mata kita dapat mengidentifikasi wajah-wajah munafikin ini.
Beragam motivasi yang melatarbelakangi munculnya mereka. Ada yang menginginkan harta, kedudukan, pangkat, dan jabatan adapula yang ingin merusak Islam dari dalam. Pada awal mula kemunculan mereka, motivasi yang kuat kemunculan mereka adalah karena takut diusir, diperangi oleh Rasulullah saw. dan sahabatnya demi menjaga harta mereka. Pada hari ini mereka muncul dengan terang-terangan demi kerakusan terhadap harta dan jabatan karena mereka sudah tidak takut lagi terhadap kekuatan umat Islam. Hal inilah yang harus diwaspadai, wahai umat Islam! sadarlah dan bersatulah untuk menghadapi konspirasi global yang akan menghancurkan nilai-nilai Islam bahkan umat Islam sendiri. Wallahu A’lam bis Shawab.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar