Oleh : Deni Solehudin
عَنْ أَبِي
عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي ، كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ
اللِّسَانِ - وفي رواية : إِنَّمَا
أَخَافُ عَلَيْكُمْ كُلَّ مُنَافِقٍ عَلِيمٍ ، يَتَكَلَّمُ بِالْحِكْمَةِ ،
وَيَعْمَلُ بِالْجَوْرِ.
Artinya
: “Dari Umar bin Khottob r.a. katanya : “Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah
bersabda : “Sesungguhnya yang paling aku khwatirkan dari yang dikhawatirkan
yang akan menimpa kepada umatku ialah orang munafik yang pandai berbicara,
pandai bersilat lidah”. Dalam riwayat lain, Rasul bersabda :”Sesungguhnya yang
Aku khawatirkan atas kamu adalah orang munafik yang pandai, ia berbicara hikmah,
(tetapi) beramal yang jelek. (HR. Ahmad).
Selain Imam
Ahmad, hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Bathah Al ‘Abkary dalam kitabnya
Al-Ibanatul Kubro Juz 2/ hal 463-464, hadits no. 941, 942; Imam Baehaqy dalam
kitabnya Syu’abul Iman juz 4/ hal 294, no. 1729, hal 296 no. 1731; Abu Al Fadl
dalam kitabnya Al Musnadul Jamy’ juz 32/ hal 402, no. 10679. Menurut Nashiruddin
Al Albany hadits ini derajatnya shahih (Silsilah Shahihah Juz 3/ hal 11 dan 87).
Kata “munafik” berasal dari “nafaqo” yang mengandung arti
terowongan, lubang di bumi, lubang tikus. Kata Abu Ubaid : “Orang munafik
disebut munafik karena ia seolah-olah berterowong, atau karena ia seolah-olah
tikus, yang masuk lewat lubang masuknya ke dalam tanah dan keluar lewat tempat
persembunyiannya. Begitulah halnya orang-orang munafik; ia masuk Islam kemudian
keluar dari Islam dengan tidak mengikuti jalan yang sebenar-benarnya. (As
Shobuny: 1994).
Orang
munafik lebih bahaya dari orang kafir. Mereka adalah musuh dalam selimut,
mereka menggunting dalam lipatan. yang susah diketahui dan ditindak. Hal ini
pula yang paling dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. sebagaimana hadits di atas.
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw. menyatakan bahwa beliau tidak mengkhawatirkan
adanya orang yang musyrik/ kafir karena mereka sudah jelas dengan
terang-terangan menolak Islam tetapi yang beliau khawatirkan adalah orang-orang
munafik yang pandai bersilat lidah, memutar balikkan keadaan, mereka mengatakan
yang kamu ketahui tetapi berbuat apa yang kamu ingkari. (H.R. Thabraby).
Orang-orang
munafik dikatagorikan biang laknat, karena mereka berusaha menghancurkan Islam
dari dalam. Mereka menggunakan ayat-ayat Allah dan memelintirkannya untuk
menimbulkan keraguan (tasykik) di antara umat Islam terhadap kitab suci dan
nabinya.
عَنْ زِيَادِ بْنِ حُدَيْرٍ قَالَ قَالَ لِي عُمَرُ هَلْ تَعْرِفُ مَا
يَهْدِمُ الْإِسْلَامَ قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ
وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ
Dari Ziyad bin
Hudair ia telah berkata : Umar r.a. telah bertanya kepadaku: “Apakah kamu tahu
apa yang akan menghancurkan Islam?. Ia (Ziyad) menjawab : “saya tidak tahu”.
Umar berkata : Tergelincirnya (menyimpangnya) orang yang berilmu (cendekiawan
muslim), bantahan orang-orang munafik, dan hukum (fatwa) ulama-ulama yang
menyesatkan. (HR. Ad Darimy).
Dalam riwayat
yang marfu’ yang bersumber dari sahabat Muadz bin Jabal bahwasanya Rasulullah
saw. mengingatkan umatnya akan tiga hal tersebut di atas dan menasihatinya
dengan pernyataan : ……. adapun tergencirnya orang-orang yang berilmu maka
janganlah kamu taklid dalam agamamu, karena jika mereka tergelincir maka
janganlah kamu memutuskan cita-cita kamu, adapun bantahan orang-orang munafik
dengan Al-Qur’an, maka ingatlah sesungguhnya Al-Qur’an mempunyai menara
sebagaimana menaranya jalan, (Oleh sebab itu), apa yang kamu ketahui maka
ambillah dan apa yang kamu tidak mengetahuinya maka tanyakanlah kepada yang
mengetahuinya (Al Mu’jamul Ausath, Juz 19/ hal 40). Orang berilmu tetapi fasik
mereka sangat berbahaya karena kesesatan mereka tidak hanya untuk dirinya saja
tetapi kesesatan mereka diikuti oleh orang-orang awam yang merasa kagum dengan
pengetahuan dan gelar mereka. Umar bin Khattab pernah ditanya mengenai maksud munafik
yang ‘alim, Umar menjawab: ia adalah ‘alim lisannya, tetapi jahil hati dan
amalnya. (Kanzul ‘Umal, Juz 10/ hal 269).
Sepak terjang
orang-orang munafik sebagaimana sepak terjangnya tikus-tikus rumah yang
menggerogoti bangunan rumah. Mereka dengan sembunyi-sembunyi –walaupun akhirnya
ketahuan- berusaha merusak bangunan Islam.
Dari Abu Sa’id
Al Khudriyy r.a. dari Nabi saw. katanya : Akan muncul orang dari arah timur dan mereka membaca Al Qur’an tetapi hanya
sampai lisannya saja (tidak tembus hatinya), mereka menjauhi agama sebagaimana
menjauhnya anak panah dari busurnya. Mereka tidak dapat kembali padanya sebelum
anak panah tersebut kembali pada ujungnya (ujung anak panah tempat meletakkan
tali busur). Ditanyakan : Apa sebutan bagi mereka, mereka dipanggil at
tahliq atau at tasbid. (HR. Bukhori dan Muslim).
At Tahliq dan
At Tasbid dalam pengertian bahasa Arab yaitu memangkas,
mencukur. Mereka disebut pemangkas agama karena berusaha menghilangkan
nilai-nilai, khazanah Islam sedikit-demi sedikit yang akhirnya Islam tinggal
namanya saja bahkan hancur lebur yang ada adalah para pengikut hawa nafsu yang
menafsirkan dan menjalankan agama menurut kehendak mereka.
Sejarah telah
membuktikan bagaimana mereka berani mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. tidak
adil, menghina dan memfitnah istri Nabi, membuat masjid tandingan, dan
lain-lain sampai-sampai Umar bin Khottob r.a. meminta ijin kepada Rasulullah
saw. untuk membunuhnya tetapi Rasul saw. melarangnya.
“Sesungguhnya orang-orang munafik pada hari
ini lebih jahat daripada orang-orang munafik pada masa Rasulullah saw..
(Karena) dahulu mereka menyembunyikan kemunafikannya, tetapi sekarang mereka
berani menampakkan diri”
Pernyataan di atas adalah pernyataan empat abad yang lalu yang
dilontarkan oleh Khuzaifah bin Yaman, shohibus sirry Rasulullah saw. yang mana
pada waktu itu telah bermunculan kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran
Islam. Penghinaan dan penodaan terhadap Nabi,
para sahabat bahkan mereka berhasil membunuh sahabat Nabi terkemuka yaitu Umat
bin Khattab, Utsman dan Ali. Bagaimana sekarang?
Berulang-ulang Nabi saw. mengingatkan kepada
kita tentang bahaya orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang 'bermuka dua',
lahirnya kelihatan baik, tetapi bathinnya ternyata jahat. Secara lahir mereka
baik, bahkan orang-orang awam menganggap mereka pahlawan. Orang-orang awam
tertipu dengan ucapan mereka, karena mereka pandai bersilat lidah, perkataannya
sangat menakjubkan dan meyakinkan, tetapi perbuatannya bertentangan dengan
ucapan mereka sendiri.
Di depan kita mereka mengaku pembela kebenaran, penegak keadilan, pejuang hak asasi manusia, dan pendekar demokrasi. Tetapi, ternyata mereka adalah penghalang kebenaran, perusak keadilan, pelanggar hak asasi manusia, dan penghambat demokrasi.
Atas nama Hak Asasi Manusia dan Demokrasi mereka berusaha untuk menghilangkan rambu-rambu yang menurut mereka menghalangi kebebasan mereka untuk mengekspresikan ijtihad agama dan keyakinannya, tetapi dalam waktu yang bersamaan mereka melanggar hak orang lain, yaitu hak untuk dihormati, bukan untuk dinodai. Mereka berkumpul dalam wadah menipu awam, yaitu wadah pembelaaan terhadap hak asasi manusia, wadah pembuat islah, perbaikan, tetapi kenyataannya adalah pengrusakan.
Di depan kita mereka mengaku pembela kebenaran, penegak keadilan, pejuang hak asasi manusia, dan pendekar demokrasi. Tetapi, ternyata mereka adalah penghalang kebenaran, perusak keadilan, pelanggar hak asasi manusia, dan penghambat demokrasi.
Atas nama Hak Asasi Manusia dan Demokrasi mereka berusaha untuk menghilangkan rambu-rambu yang menurut mereka menghalangi kebebasan mereka untuk mengekspresikan ijtihad agama dan keyakinannya, tetapi dalam waktu yang bersamaan mereka melanggar hak orang lain, yaitu hak untuk dihormati, bukan untuk dinodai. Mereka berkumpul dalam wadah menipu awam, yaitu wadah pembelaaan terhadap hak asasi manusia, wadah pembuat islah, perbaikan, tetapi kenyataannya adalah pengrusakan.
Orang-orang
munafik adalah mereka yang paling menentang penegakan syari'at Islam, walaupun
mereka mengaku sebagai seorang muslim, hal itu sebagaimana yang digambarkan
dalam Al-Qur’an: "Apabila dikatakan kepada mereka; marilah kamu ( tunduk )
kepada hukum yang Allah telah turunkan kepada rasul-Nya" niscaya kamu
lihat orang orang munafik menghalangi manusia dengan sekuat- kuatnya dari
mendekati kamu" (Annisa: 61)
Kita dapat
lihat pada hari ini orang-orang yang mengaku Islam mereka berjubah dengan label
kiai, cendekiawan, prof studi Islam tetapi dihadapkan pada UU yang berpihak
pada kebenaran mereka menolaknya. Dari kasus-kasus yang ada, dengan kasat mata
kita dapat mengidentifikasi wajah-wajah munafikin ini.
Beragam
motivasi yang melatarbelakangi munculnya mereka. Ada yang menginginkan harta, kedudukan,
pangkat, dan jabatan adapula yang ingin merusak Islam dari dalam. Pada awal
mula kemunculan mereka, motivasi yang kuat kemunculan mereka adalah karena
takut diusir, diperangi oleh Rasulullah saw. dan sahabatnya demi menjaga harta
mereka. Pada hari ini mereka muncul dengan terang-terangan demi kerakusan
terhadap harta dan jabatan karena mereka sudah tidak takut lagi terhadap
kekuatan umat Islam. Hal inilah yang harus diwaspadai, wahai umat Islam!
sadarlah dan bersatulah untuk menghadapi konspirasi global yang akan menghancurkan
nilai-nilai Islam bahkan umat Islam sendiri. Wallahu A’lam bis Shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar