Oleh : Deni
Solehudin
Segala puji hanyalah milik Allah
SWT. Yang telah menjamin keselamatan bagi hamba-hamba-Nya yang shaleh dari
bujuk rayu Iblis yang terlaknat.
Ketika Iblis diusir dari surga dan
dinyatakan sebagai penghuni utama neraka jahannam, maka tidak ada keperluan
lain baginya terhadap kita, kecuali bagaimana ia menjadikan kita sebagai teman
setia yang akan menemaninya kelak di neraka. Dari situ, tepatlah Allah SWT.
menyatakan bahwa Iblis itu adalah musuh yang nyata, musuh yang
sebenar-benarnya.
Ada pepatah yang mengatakan
"tak kenal maka tak sayang".
Dengan Iblis, pepatah itu tidak berlaku. Dengan makhluk yang satu ini, yang
berlaku adalah "tak kenal maka tak benci". Oleh sebab itu, perlu
identifikasi detil dan rujukan yang benar yang menyangkut informasi tentangnya.
Iblis adalah musuh yang militan. Ia akan menggunakan berbagai cara untuk
menaklukkan lawannya. Serangan yang bertubi-tubi ia lancarkan tidak mampu dari
depan maka dari belakang, tidak mampu dari belakang maka dari samping kanan,
tidak mampu dari samping kanan maka dari samping kiri. Menghadapi musuh semacam
itu, akan mampukah kita memenangkan pertempuran dengannya???
Menurut Dr. Syamsuddin Arif,
Diabolos adalah Iblis dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti pemikiran, watak,
dan perilaku ala Iblis ataupun pengabdian kepadanya (Syamsuddin Arif, Orientalis
dan Diabolisme Pemikiran, hal. 143). Selanjutnya, Syamsuddin menyatakan
bahwa tidak sulit untuk mengidentifikasi cendekiawan bermental Iblis. Sebab,
ciri-cirinya telah cukup diterangkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
pertama, selalu membangkang dan membantah (an
an’am: 121).
وَلا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ
لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ (١٢١)
dan janganlah kamu memakan
binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya
syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan
jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang
musyrik. (Al An’am: 121).
Meskipun ia kenal,
tahu dan paham, namun tidak akan pernah mau menerima kebenaran.
Kedua, intelektual diabolik bersikap takabbur
(sombong, angkuh, congkak, arogan). Pengertian takabbur ini dijelaskan dalam
hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 147), “sombong ialah
menolak yang haq dan meremehkan orang lain”. Akibatnya, orang yang mengikuti
kebenaran sebagaimana dinyatakan dalam Al-qur’an atau hadits Nabi dianggapnya
dogmatis, literalis, logosentris, fundamentalis, konservatif dan lain
sebagainya. Mereka bermuka dua, menggunakan standar ganda (al Baqoroh: 14).
Mereka menganggap orang beriman itu bodoh, padahal merekalah yang bodoh dan
dungu (sufahâ).
Ketiga, ialah mengaburkan dan menyembunyikan
kebenaran. Cendekiawan diabolik bukan tidak
tahu mana yang benar dan mana yang salah. Namun ia sengaja memutarbalikkan
data dan fakta. Yang batil dipoles dan dikemas sedemikian rupa sehingga tampak
seolah-olah haq. Sebaliknya, yang haq digunting dan di’preteli’ sehingga
kelihatan seperti batil. Ataupun
dicampur aduk dua-duanya sehingga tidak jelas lagi beda antara yang benar dan
yang salah. Strategi semacam ini memang sangat efektif untuk membuat orang lain
bingung dan terkecoh.
Mental diabolik seperti di atas,
telah diwariskan dengan sempurna oleh Iblis kepada kaum Yahudi yang terdapat
dalam hatinya bagyan dan hasad
((dengki, al Baqoroh: 90, 109). Dari
sini mereka tidak henti-hentinya berusaha untuk menggelincirkan (istazalla),
menjerumuskan (yughwi), dan menyesatkan (yudhillu) kaum muslimin
dengan berbagai strategi. Salah satu strategi gerakan yang mereka lancarkan
ialah gerakan Iluminasi yang diartikan sebagai "penerangan"
(enlightenment).
Dalam bidang keimanan, seluruh warga
dunia harus melepaskan diri dari hal-hal yang tidak masuk akal (absurditas) dan
khayalan para juru dakwah, mubalig, yang meracuni kebebasan manusia. Untuk itu,
Iluminasi dengan kecerdasannya yang tinggi harus mengubah cara pandang pemeluk
agama yang ada. Ajaran-ajaran konvensional yang diajarkan para juru dakwah
agama harus direformasi secara halus dan rasional. Berbagai argumentasi atau
dilema ajaran agama harus disuntikkan kepada para generasi muda Isu-isu yang
menggoyangkan agama harus dikemas dengan cara yang sangat baik, apakah melalui
penayangan film, sinteron, maupun pembahasan ilmiah di kampus. Salah satu yang
mereka kampanyekan adalah relativitas ajaran agama. “Semua agama benar”, jargon
seperti ini sekarang sudahlah tidak asing ditelinga kita. Kita mendengar jargon
itu dari orang-orang yang asalnya belajar agama Islam tapi bukan ke pusat
Islam, malah ke dunia Barat yang cenderung memusuhi Islam. Aneh kan..!
Sikap yang mengabsolutkan sesuatu
yang bertentangan dengan ajaran Iluminasi yang anti-tirani, termasuk ajaran
agama yang menurut mereka telah memenjarakan kebebasan berpikir. Pelajaran
Agama di sekolah-sekolah dianggap menghambat kemajuan, mengekang kreatifitas. Bahkan
pendidikan agama cenderung membuat para siswa bersikap ekstrim. Hati-hati
tipuan mereka yang ala iblis ini, kata mereka pelajaran agama cukuplah
diajarkan di rumah saja. Ini sejatinya upaya untuk menghilangkan agama,
terutama agama Islam di muka bumi ini.
Mereka akan terus
berusaha untuk mencari dalih-lalih yang dapat melemahkan cahaya Islam.
يُرِيدُونَ
لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ
كَرِهَ الْكَافِرُونَ
mereka
ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah
(justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
(Ash Shaff :8).
Ajaran
kemanusiaan yang berdasarkan pada kebebasan dan cinta adalah lambang dari
ajaran agama Iluminasi. Sebab itulah, mereka pun menggalang dan mencari
justifikasi untuk mengakui homoseksualisme dan lesbianisme sebagai bentuk dari
kemanusiaan yang harus dihargai di dunia Barat para homoseksual serta
lesbianisme telah mempunyai organisasinya sendiri.
Kaum
Iluminasi menawarkan berbagai argumentasi rasional agar manusia bebas dari
keimanan agama mereka sebelumnya. Mereka memperkenalkan berbagai falsafah yang
berawal dari materialisme, perkembangan nilai kemanusiaan, kebebasan, dan
akhirnya menawarkan paham baru yang disebut dengan unitarian universalist.
Paham ini sudah sangat pesat di Amerika Serikat, bahkan sudah berdiri beberapa
gereja yang mengaku sebagai aliran unitarian.
Untuk
mengganti agama yang ada --Kristen, Katolik, dan Islam-- mereka memperkenalkan
ajaran mistik, okultis yang berbau sinkretisasi --seperti aliran kepercayaan--
disertai dengan argumentasi-argumentasi pseudo ilmiah. Misalnya, memperkenalkan
tuhan Baphomet, Avatar, Guru, Sanata Dharma, Sion, Hiram Abiff, dan berhala
atau tokoh-tokoh yang merupakan satu pencampuran dari berbagai kebiasaan agama
animisme pada masa lalu, yang dihidupkan kembali dengan kemasan rasionalisme
tersebut.
Penafsiran
atas Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ditafsirkan secara
terbalik atau dikaitkan dengan kepercayaan mistik mereka, terutama tentang
kadatangan Yesus. Begitu pula di kalangan kaum muslimin, penafsiran kembali
terhadap Al-Qur’an yang menurut mereka sudah tidak relevan lagi dengan
perkembangan jaman.
Dasar
falsafah kebebasan, hak azasi manusia yang paling fundamental ditafsirkan oleh
mereka termasuk kebebasan seseorang untuk menentukan dirinya, apakah dia mau
menjadi seorang lesbian, homoseksual, atau heteroseksual. Semua itu diserahkan
sepenuhnya kepada manusia. Tidak ada satu pun yang berhak melarang dan
mengganggu hak azasi manusia termasuk cara manusia memilih gendernya sendiri.
Perkembangan hak azasi manusia, yang saat ini berkembang dan menjadi salah satu
primadona serta tema politik Amerika, sedikit banyak dipengaruhi pula oleh
falsafah unitarian universalist yang merupakan mata rantai dari gerakan
Iluminasi tersebut.
Itulah
selintas gerakan diabolisasi pemikiran yang melanda dunia Islam terutama
Indonesia, Allah SWT. menyatakan “hati-hatilah terhadap mereka, mereka adalah
musuh sejati”. Janganlah kita merasa hina di hadapan mereka, walaupun mereka
menguasai kehidupan dunia, namun tetap yang tinggi kedudukannya di hadapan
Allah hanyalah kita, muslim yang benar-benar berpegang teguh pada hak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar