17 Januari 2019

HATI-HATI GERAKAN DIABOLISASI PEMIKIRAN



Oleh : Deni Solehudin

            Segala puji hanyalah milik Allah SWT. Yang telah menjamin keselamatan bagi hamba-hamba-Nya yang shaleh dari bujuk rayu Iblis yang terlaknat.
            Ketika Iblis diusir dari surga dan dinyatakan sebagai penghuni utama neraka jahannam, maka tidak ada keperluan lain baginya terhadap kita, kecuali bagaimana ia menjadikan kita sebagai teman setia yang akan menemaninya kelak di neraka. Dari situ, tepatlah Allah SWT. menyatakan bahwa Iblis itu adalah musuh yang nyata, musuh yang sebenar-benarnya.
            Ada pepatah yang mengatakan "tak  kenal maka tak sayang". Dengan Iblis, pepatah itu tidak berlaku. Dengan makhluk yang satu ini, yang berlaku adalah "tak kenal maka tak benci". Oleh sebab itu, perlu identifikasi detil dan rujukan yang benar yang menyangkut informasi tentangnya. Iblis adalah musuh yang militan. Ia akan menggunakan berbagai cara untuk menaklukkan lawannya. Serangan yang bertubi-tubi ia lancarkan tidak mampu dari depan maka dari belakang, tidak mampu dari belakang maka dari samping kanan, tidak mampu dari samping kanan maka dari samping kiri. Menghadapi musuh semacam itu, akan mampukah kita memenangkan pertempuran dengannya???
            Menurut Dr. Syamsuddin Arif, Diabolos adalah Iblis dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti pemikiran, watak, dan perilaku ala Iblis ataupun pengabdian kepadanya (Syamsuddin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran, hal. 143). Selanjutnya, Syamsuddin menyatakan bahwa tidak sulit untuk mengidentifikasi cendekiawan bermental Iblis. Sebab, ciri-cirinya telah cukup diterangkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
pertama, selalu membangkang dan membantah (an an’am: 121).
وَلا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ (١٢١)
dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (Al An’am: 121).
Meskipun ia kenal, tahu dan paham, namun tidak akan pernah mau menerima kebenaran.
Kedua, intelektual diabolik bersikap takabbur (sombong, angkuh, congkak, arogan). Pengertian takabbur ini dijelaskan dalam hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 147), “sombong ialah menolak yang haq dan meremehkan orang lain”. Akibatnya, orang yang mengikuti kebenaran sebagaimana dinyatakan dalam Al-qur’an atau hadits Nabi dianggapnya dogmatis, literalis, logosentris, fundamentalis, konservatif dan lain sebagainya. Mereka bermuka dua, menggunakan standar ganda (al Baqoroh: 14). Mereka menganggap orang beriman itu bodoh, padahal merekalah yang bodoh dan dungu (sufahâ).
Ketiga, ialah mengaburkan dan menyembunyikan kebenaran. Cendekiawan diabolik bukan tidak  tahu mana yang benar dan mana yang salah. Namun ia sengaja memutarbalikkan data dan fakta. Yang batil dipoles dan dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seolah-olah haq. Sebaliknya, yang haq digunting dan di’preteli’ sehingga kelihatan seperti batil.  Ataupun dicampur aduk dua-duanya sehingga tidak jelas lagi beda antara yang benar dan yang salah. Strategi semacam ini memang sangat efektif untuk membuat orang lain bingung dan terkecoh.
            Mental diabolik seperti di atas, telah diwariskan dengan sempurna oleh Iblis kepada kaum Yahudi yang terdapat dalam hatinya bagyan  dan hasad  ((dengki, al Baqoroh: 90, 109). Dari sini mereka tidak henti-hentinya berusaha untuk menggelincirkan (istazalla), menjerumuskan (yughwi), dan menyesatkan (yudhillu) kaum muslimin dengan berbagai strategi. Salah satu strategi gerakan yang mereka lancarkan ialah gerakan Iluminasi yang diartikan sebagai "penerangan" (enlightenment).
            Dalam bidang keimanan, seluruh warga dunia harus melepaskan diri dari hal-hal yang tidak masuk akal (absurditas) dan khayalan para juru dakwah, mubalig, yang meracuni kebebasan manusia. Untuk itu, Iluminasi dengan kecerdasannya yang tinggi harus mengubah cara pandang pemeluk agama yang ada. Ajaran-ajaran konvensional yang diajarkan para juru dakwah agama harus direformasi secara halus dan rasional. Berbagai argumentasi atau dilema ajaran agama harus disuntikkan kepada para generasi muda Isu-isu yang menggoyangkan agama harus dikemas dengan cara yang sangat baik, apakah melalui penayangan film, sinteron, maupun pembahasan ilmiah di kampus. Salah satu yang mereka kampanyekan adalah relativitas ajaran agama. “Semua agama benar”, jargon seperti ini sekarang sudahlah tidak asing ditelinga kita. Kita mendengar jargon itu dari orang-orang yang asalnya belajar agama Islam tapi bukan ke pusat Islam, malah ke dunia Barat yang cenderung memusuhi Islam. Aneh kan..!
            Sikap yang mengabsolutkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Iluminasi yang anti-tirani, termasuk ajaran agama yang menurut mereka telah memenjarakan kebebasan berpikir. Pelajaran Agama di sekolah-sekolah dianggap menghambat kemajuan, mengekang kreatifitas. Bahkan pendidikan agama cenderung membuat para siswa bersikap ekstrim. Hati-hati tipuan mereka yang ala iblis ini, kata mereka pelajaran agama cukuplah diajarkan di rumah saja. Ini sejatinya upaya untuk menghilangkan agama, terutama agama Islam di muka bumi ini.
Mereka akan terus berusaha untuk mencari dalih-lalih yang dapat melemahkan cahaya  Islam.
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". (Ash Shaff :8).
            Ajaran kemanusiaan yang berdasarkan pada kebebasan dan cinta adalah lambang dari ajaran agama Iluminasi. Sebab itulah, mereka pun menggalang dan mencari justifikasi untuk mengakui homoseksualisme dan lesbianisme sebagai bentuk dari kemanusiaan yang harus dihargai di dunia Barat para homoseksual serta lesbianisme telah mempunyai organisasinya sendiri.
            Kaum Iluminasi menawarkan berbagai argumentasi rasional agar manusia bebas dari keimanan agama mereka sebelumnya. Mereka memperkenalkan berbagai falsafah yang berawal dari materialisme, perkembangan nilai kemanusiaan, kebebasan, dan akhirnya menawarkan paham baru yang disebut dengan unitarian universalist. Paham ini sudah sangat pesat di Amerika Serikat, bahkan sudah berdiri beberapa gereja yang mengaku sebagai aliran unitarian.
            Untuk mengganti agama yang ada --Kristen, Katolik, dan Islam-- mereka memperkenalkan ajaran mistik, okultis yang berbau sinkretisasi --seperti aliran kepercayaan-- disertai dengan argumentasi-argumentasi pseudo ilmiah. Misalnya, memperkenalkan tuhan Baphomet, Avatar, Guru, Sanata Dharma, Sion, Hiram Abiff, dan berhala atau tokoh-tokoh yang merupakan satu pencampuran dari berbagai kebiasaan agama animisme pada masa lalu, yang dihidupkan kembali dengan kemasan rasionalisme tersebut.
            Penafsiran atas Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ditafsirkan secara terbalik atau dikaitkan dengan kepercayaan mistik mereka, terutama tentang kadatangan Yesus. Begitu pula di kalangan kaum muslimin, penafsiran kembali terhadap Al-Qur’an yang menurut mereka sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman.
            Dasar falsafah kebebasan, hak azasi manusia yang paling fundamental ditafsirkan oleh mereka termasuk kebebasan seseorang untuk menentukan dirinya, apakah dia mau menjadi seorang lesbian, homoseksual, atau heteroseksual. Semua itu diserahkan sepenuhnya kepada manusia. Tidak ada satu pun yang berhak melarang dan mengganggu hak azasi manusia termasuk cara manusia memilih gendernya sendiri. Perkembangan hak azasi manusia, yang saat ini berkembang dan menjadi salah satu primadona serta tema politik Amerika, sedikit banyak dipengaruhi pula oleh falsafah unitarian universalist yang merupakan mata rantai dari gerakan Iluminasi tersebut.
            Itulah selintas gerakan diabolisasi pemikiran yang melanda dunia Islam terutama Indonesia, Allah SWT. menyatakan “hati-hatilah terhadap mereka, mereka adalah musuh sejati”. Janganlah kita merasa hina di hadapan mereka, walaupun mereka menguasai kehidupan dunia, namun tetap yang tinggi kedudukannya di hadapan Allah hanyalah kita, muslim yang benar-benar berpegang teguh pada hak.
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar