Manusia, Alam dan Tuhan
memiliki korelasi yang kuat. Setidaknya itu yang Al-Quran jelaskan kepada kita.
Banyak ayat Al-Quran menjelaskan korelasi timbal balik antara perbuatan manusia
dengan balasan alam yang telah Allah ciptakan. Itulah sunnatullahnya, itulah
ketetapan Allah-nya.
Ketika manusia mengimani
Allah, satu-satunya Rabb yang telah menciptakan alam raya dan dengannya manusia
bisa memanfaatkan sumber daya alam tersebut untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Maka keimanan dan ketaqwaan pasti merefleksikan akhlak-akhlak (attitude) yang
baik, termasuk berakhlak terhadap lingkungan alam. Keimanan dan Ketaqwaan suatu
masyarakat atau penduduk, mendatangkan akibat baik berupa berkah yang bukan
datang hanya dari bumi, bahkan Allah turunkan juga berkah dari langit. Sehingga
kehidupan mereka penuh berkah, kedamaian dan kenikmatan yang harus disyukuri.
Namun sebaliknya,
masyarakat atau penduduk memilih untuk menolak ayat-ayat Allah, lebih
mengagungkan akal logika mereka. Memandang ayat Al-Quran sudah tak relevan,
sombong dan merendahkan kebenaran Al-Quran ini. Hingga akhirnya perbuatan
mereka merefleksikan apa yang mereka yakini. Tak ada aturan Allah yang dipakai,
tak ada batasan, melakukan apapun demi syahwat duniawinya termasuk jika mesti
merusak tatanan lingkungan alam ini. Hancurnya tatanan sosial akibat degradasi
moral dan perbuatan mirip binatang. Hancur pula tatanan ekonomi dan lingkungan
hidup. Terjadi berbagai kedzaliman di tengah-tengah masyarakat, dan mereka
melupakan kebesaran Allah.
Pola diatas akan terus
bergulir, dari masa ke masa. Inilah pelajaran berharga yang mesti kita ambil
dan implementasikan dalam kehidupan kita. Sebab kita juga akan terdampak bencana,
jika tak melakukan amar maruf nahyi mungkar. Kita juga akan turut terbawa-bawa
dalam malapetaka azab manakala kita abai menyampaikan ini kepada mereka yang
berbuat dzalim.
Janji Allah adalah
kepastian. Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam QS.
Al A’raf: 96
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٩٦)
96. Jikalau Sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Ketika Azab Bencana Mengintai Kapan Saja
Jika
ada anggapan bahwa mereka akan tetap aman karena jauh dari adanya potensi
bencana di sekitar mereka, maka Al-Quran telah menjelaskan pola azab yang akan
mereka tanggung akibat perbuatannya itu. Perhatikanlah apa yang Allah sampaikan
dalam lanjutan ayat quran Surah Al-A’raf di ayat 97-99;
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا
بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ (٩٧)
97. Maka Apakah penduduk
negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
malam hari di waktu mereka sedang tidur?
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا
ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ (٩٨)
98. atau Apakah penduduk
negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ
إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (٩٩)
99. Maka Apakah mereka merasa aman dari
azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah
kecuali orang-orang yang merugi.
Bagi
mereka yang mengimani ayat-ayat Al-Quran ini, tentu ini menjadi sebuah pecutan
dan pelajaran sangat berharga. Tak akan pernah aman selamanya, ketika Allah
sudah menetapkan sebuah kaum, masyarakat atau penduduk akan diberi azab oleh
Allah disebabkan kedurhakaan mereka terhadap ayat-ayat Allah ini.
Bila
tiba masanya, azab bencana itu ditimpakan, maka sungguh kerugian abadi yang
akan terus mereka rasakan, yaitu mati dalam keadaan Allah murka terhadapnya.
Mati dalam kondisi maksiat, mati dalam kondisi tak mengimani ayat-ayat
Al-Quran.
Dan
sungguh menjadi bencana juga bagi kita. Manakala, bencana terjadi di sebuah
tempat, lalu kita menggap aman aman saja, tak mengambil pelajaran agar diri
kita mentaubati dosa-dosa dan memperbaiki perbuatan. Kita merasa cuek-cuek saja
akan hal tersebut, maka inilah bencana yang terjadi pada hati kita. Sangat
membahayakan, sekali lagi mestinya kita mengambil pelajaran karena sejatinya
kita adalah makhluk yang mampu berpikir.
Ketika Semuanya Dihabisi Azab
Muncul
sebuah pertanyaan, bagaimana dengan orang-orang shaleh yang ada di tengah
tengah masyarakat yang dzalim dan kufur terhadap ayat-ayat Allah? Orang-orang
itu ikut juga merasakan azab yang ditimpakan. Bedanya, bagi mereka yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah, maka kematiannya itu menjadi penggugur dosa dan
kebaikan untuknya di akhirat. Nabi Muhammad SAW menjelaskannya dalam sebuah
hadits;
عَنْ عَائِشَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ فَإِذَا
كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنْ الْأَرْضِ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ قَالَتْ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ وَفِيهِمْ
أَسْوَاقُهُمْ وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ قَالَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ
ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ
dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada sepasukan
tentara yang akan menyerang Ka'bah. Ketika mereka sampai di Baida' di suatu
bumi, mereka ditenggelamkan seluruhnya mulai orang yang pertama
hingga yang terakhir". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Aku bertanya:
"Wahai Rasulullah, bagaimana mereka ditenggelamkan seluruhnya mulai orang
yang pertama hingga yang terakhir sedangkan didalamnya ada pasukan perang
mereka dan yang bukan dari golongan mereka (yang tidak punya maksud
sama)?" Beliau menjawab: "Mereka akan ditenggelamkan seluruhnya mulai
orang yang pertama hingga yang terakhir kemudian mereka akan dibangkitkan pada
hari qiyamat sesuai dengan niat mereka masing-masing". HR. Bukhori
no. 1975
عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي حَمْزَةُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
أَنْزَلَ اللَّهُ بِقَوْمٍ عَذَابًا أَصَابَ الْعَذَابُ مَنْ كَانَ فِيهِمْ ثُمَّ
بُعِثُوا عَلَى أَعْمَالِهِمْ
dari Az Zuhri telah mengabarkan kepada kami Hamzah bin
Abdullah bin Umar, ia mendengar Ibnu Umar radliallahu 'anhuma mengatakan,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika Allah
menurunkan adzab, maka adzab itu akan mengenai siapa saja yang berada
ditengah-tengah mereka, lantas mereka dihisab sesuai amalan mereka." HR. Bukhori no. 6575
عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ أَنَّ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَقَالَ كَانَ عَذَابًا
يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً
لِلْمُؤْمِنِينَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَكُونُ فِي بَلَدٍ يَكُونُ فِيهِ وَيَمْكُثُ
فِيهِ لَا يَخْرُجُ مِنْ الْبَلَدِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا
يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ
شَهِيدٍ
dari Yahya bin Ya'mar bahwasanya Aisyah radliallahu
'anhuma mengabarkan kepadanya, ia pernah bertanya Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam tentang thaun (penyakit pes, lepra), Nabi bersabda:
"Itu adalah siksa yang Allah kirimkan kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya, dan Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang
beriman. Dan tidaklah seorang hamba di suatu negeri yang terkena penyakit
tha'un dan ia tinggal disana, ia tidak mengungsi dari negeri itu dengan sabar
dan mengharap pahala disisi Allah, ia sadar bahwa tak akan menimpanya selain
yang telah digariskan-Nya baginya, selain baginya pahala seperti pahala
syahid." HR. Bukhori no: 6129
Demikianlah apa yang Allah dan Rasul-Nya jelaskan. Semoga
kita terhindar dari hati yang lalai, dimana ada sebuah fenomena bencana kita
tak sampai mengambil pelajaran berharga dari kemahabesaran Allah tersebut.
Ambil pelajaran, taubati dosa-dosa, perbaiki perbuatan kita dan jaga baik-baik
niat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar