17 Januari 2019

Bencana di balik Bencana; Jangan sampai tidak mengambil Pelajaran dari Fenomena Bencana Alam



Manusia, Alam dan Tuhan memiliki korelasi yang kuat. Setidaknya itu yang Al-Quran jelaskan kepada kita. Banyak ayat Al-Quran menjelaskan korelasi timbal balik antara perbuatan manusia dengan balasan alam yang telah Allah ciptakan. Itulah sunnatullahnya, itulah ketetapan Allah-nya.
Ketika manusia mengimani Allah, satu-satunya Rabb yang telah menciptakan alam raya dan dengannya manusia bisa memanfaatkan sumber daya alam tersebut untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Maka keimanan dan ketaqwaan pasti merefleksikan akhlak-akhlak (attitude) yang baik, termasuk berakhlak terhadap lingkungan alam. Keimanan dan Ketaqwaan suatu masyarakat atau penduduk, mendatangkan akibat baik berupa berkah yang bukan datang hanya dari bumi, bahkan Allah turunkan juga berkah dari langit. Sehingga kehidupan mereka penuh berkah, kedamaian dan kenikmatan yang harus disyukuri.
Namun sebaliknya, masyarakat atau penduduk memilih untuk menolak ayat-ayat Allah, lebih mengagungkan akal logika mereka. Memandang ayat Al-Quran sudah tak relevan, sombong dan merendahkan kebenaran Al-Quran ini. Hingga akhirnya perbuatan mereka merefleksikan apa yang mereka yakini. Tak ada aturan Allah yang dipakai, tak ada batasan, melakukan apapun demi syahwat duniawinya termasuk jika mesti merusak tatanan lingkungan alam ini. Hancurnya tatanan sosial akibat degradasi moral dan perbuatan mirip binatang. Hancur pula tatanan ekonomi dan lingkungan hidup. Terjadi berbagai kedzaliman di tengah-tengah masyarakat, dan mereka melupakan kebesaran Allah.
Pola diatas akan terus bergulir, dari masa ke masa. Inilah pelajaran berharga yang mesti kita ambil dan implementasikan dalam kehidupan kita. Sebab kita juga akan terdampak bencana, jika tak melakukan amar maruf nahyi mungkar. Kita juga akan turut terbawa-bawa dalam malapetaka azab manakala kita abai menyampaikan ini kepada mereka yang berbuat dzalim.
Janji Allah adalah kepastian. Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam QS. Al A’raf: 96
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٩٦)
96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Ketika Azab Bencana Mengintai Kapan Saja
Jika ada anggapan bahwa mereka akan tetap aman karena jauh dari adanya potensi bencana di sekitar mereka, maka Al-Quran telah menjelaskan pola azab yang akan mereka tanggung akibat perbuatannya itu. Perhatikanlah apa yang Allah sampaikan dalam lanjutan ayat quran Surah Al-A’raf di ayat 97-99;    
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ (٩٧)
97. Maka Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ (٩٨)
98. atau Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (٩٩)
99. Maka Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
Bagi mereka yang mengimani ayat-ayat Al-Quran ini, tentu ini menjadi sebuah pecutan dan pelajaran sangat berharga. Tak akan pernah aman selamanya, ketika Allah sudah menetapkan sebuah kaum, masyarakat atau penduduk akan diberi azab oleh Allah disebabkan kedurhakaan mereka terhadap ayat-ayat Allah ini.
Bila tiba masanya, azab bencana itu ditimpakan, maka sungguh kerugian abadi yang akan terus mereka rasakan, yaitu mati dalam keadaan Allah murka terhadapnya. Mati dalam kondisi maksiat, mati dalam kondisi tak mengimani ayat-ayat Al-Quran.
Dan sungguh menjadi bencana juga bagi kita. Manakala, bencana terjadi di sebuah tempat, lalu kita menggap aman aman saja, tak mengambil pelajaran agar diri kita mentaubati dosa-dosa dan memperbaiki perbuatan. Kita merasa cuek-cuek saja akan hal tersebut, maka inilah bencana yang terjadi pada hati kita. Sangat membahayakan, sekali lagi mestinya kita mengambil pelajaran karena sejatinya kita adalah makhluk yang mampu berpikir.

Ketika Semuanya Dihabisi Azab
Muncul sebuah pertanyaan, bagaimana dengan orang-orang shaleh yang ada di tengah tengah masyarakat yang dzalim dan kufur terhadap ayat-ayat Allah? Orang-orang itu ikut juga merasakan azab yang ditimpakan. Bedanya, bagi mereka yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka kematiannya itu menjadi penggugur dosa dan kebaikan untuknya di akhirat. Nabi Muhammad SAW menjelaskannya dalam sebuah hadits;
عَنْ عَائِشَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ فَإِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنْ الْأَرْضِ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ وَفِيهِمْ أَسْوَاقُهُمْ وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ قَالَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ
dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada sepasukan tentara yang akan menyerang Ka'bah. Ketika mereka sampai di Baida' di suatu bumi, mereka ditenggelamkan seluruhnya mulai orang yang pertama hingga yang terakhir". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka ditenggelamkan seluruhnya mulai orang yang pertama hingga yang terakhir sedangkan didalamnya ada pasukan perang mereka dan yang bukan dari golongan mereka (yang tidak punya maksud sama)?" Beliau menjawab: "Mereka akan ditenggelamkan seluruhnya mulai orang yang pertama hingga yang terakhir kemudian mereka akan dibangkitkan pada hari qiyamat sesuai dengan niat mereka masing-masing". HR. Bukhori no. 1975
عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِقَوْمٍ عَذَابًا أَصَابَ الْعَذَابُ مَنْ كَانَ فِيهِمْ ثُمَّ بُعِثُوا عَلَى أَعْمَالِهِمْ
dari Az Zuhri telah mengabarkan kepada kami Hamzah bin Abdullah bin Umar, ia mendengar Ibnu Umar radliallahu 'anhuma mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika Allah menurunkan adzab, maka adzab itu akan mengenai siapa saja yang berada ditengah-tengah mereka, lantas mereka dihisab sesuai amalan mereka." HR. Bukhori no. 6575
عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَقَالَ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَكُونُ فِي بَلَدٍ يَكُونُ فِيهِ وَيَمْكُثُ فِيهِ لَا يَخْرُجُ مِنْ الْبَلَدِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ
dari Yahya bin Ya'mar bahwasanya Aisyah radliallahu 'anhuma mengabarkan kepadanya, ia pernah bertanya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang thaun (penyakit pes, lepra), Nabi bersabda: "Itu adalah siksa yang Allah kirimkan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Dan tidaklah seorang hamba di suatu negeri yang terkena penyakit tha'un dan ia tinggal disana, ia tidak mengungsi dari negeri itu dengan sabar dan mengharap pahala disisi Allah, ia sadar bahwa tak akan menimpanya selain yang telah digariskan-Nya baginya, selain baginya pahala seperti pahala syahid." HR. Bukhori no: 6129
Demikianlah apa yang Allah dan Rasul-Nya jelaskan. Semoga kita terhindar dari hati yang lalai, dimana ada sebuah fenomena bencana kita tak sampai mengambil pelajaran berharga dari kemahabesaran Allah tersebut. Ambil pelajaran, taubati dosa-dosa, perbaiki perbuatan kita dan jaga baik-baik niat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar