Oleh
: Deni Solehudin
Pada
tanggal 9 Dzulhijah tahun 11 H telah terjadi –menurut istilah M. Natsir-
peristiwa “timbang terima” antara Rasul sebagai pembawa risalah dan para
sahabat sebagai pengemban amanat risalah. Peristiwa itu terjadi pada haji wada,
sebagai tanda bahwa Rasulullah saw. telah selesai mengemban amanah risalah ilahiyyah
dan selanjutnya para sahabatlah sebagai penerus estapeta perjuangan untuk
menyampaikan risalah tersebut.
Allah swt telah memposisikan kita, umat Islam sebagai umat dakwah, sebagai umat
terbaik yang diturunkan di tengah-tengah pergaulan manusia, dengan sebuah
catatan, jika kwalitas iman dan kwalitas dakwah kita juga baik. Hal ini seperti
diisyaratkan oleh Allah swt dalam firman-Nya :
“ Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” ( QS.Ali Imran : 110)
Generasi
pertama umat ini telah mendapat pujian dari Allah sebagai umat yang terbaik,
mengapa? Karena mereka konsisten dengan gerakan dakwah mereka. Imam Malik
berkata :
لا يصلح أخر هذه الأمة الا ما أصلح أولها
“Tidaklah
baik generasi terakhir umat ini, kecuali dengan apa yang membuat baik generasi
awalnya”.
Sejarah
panjang dan melelahkan telah dilalui oleh para mujahid dakwah untuk menjadikan
umat sebagaimana yang dicita-citakan. Pertentangan antara haq dan bathil
sebagaimana disebutkan oleh Yusuf Qardhawy merupakan sunnah tadaafu’sampai
hari kiamat. Para penentang dakwah, mereka akan senantiasa mengerahkan segenap
upaya untuk menghalangi umat dari jalan-Nya. Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari
jalan Allah. (Al Anfal: 36)
Jauh-jauh
mula Muhammad Natsir telah mengingatkan bahwa ada tiga tantangan dakwah yang
dihadapi umat Islam di Indonesia saat ini, yaitu pemurtadan, gerakan
sekularisasi, dan gerakan nativisasi.
Pemurtadan
telah dilakukan sekelompok orang-orang yang tidak senang terhadap kemajuan
Islam dan mengajari umat Islam dengan sesuatu yang menyimpang. Gerakan ini
umumnya dilakukan pada masyarakat yang ada pada garis kemiskinan.
Sedangkan,
gerakan sekularisasi, biasa dilakukan dengan pemahaman keagamaan yang
seolah-olah dilaksanakan oleh sebuah gerakan keagamaan. Gerakan ini umumnya
dilakukan melalui gerakan pemikiran.
Dan,
umat Islam, harus mencermati secara serius gerakan nativisasi (faham yang
menolak (gagasan/ide/ inisiatif golongan lain yang pada saat ini diarahkan pada
Islam) yang dirancang secara terorganisasi. Kegiatan ini biasanya melakukan
koalisi dengan kelompok lain yang tidak senang pada Islam.
Shiddiq Amien menyatakan, tantangan
dakwah yang dihadapi kita sekarang dan ke depan, bukan hanya TBC (Takhayul,
Bid’ah dan Churafat), tapi juga “ Sepilis “ ( Sekularisme, Pluralisme
dan Liberalisme). Sebuah paham atau idiologi yang merelatifkan agama, Semua agama dinilai benar, bahkan agama
seakan dinafikan. Menurut kaum Liberalis semua penganut agama akan berdampingan
di Surga. Sumanto Al-Qurthuby dalam bukunya
“ Lobang Hitam Agama “2005) menyebutkan : “ Jika kelak di akhirat
pertanyaan di atas diajukan kepada Tuhan, mungkin Dia hanya akan tersenyum
simpul, sambil menunjukkan surganya yang maha luas, di sana ternyata telah
menunggu banyak orang antara lain : Yesus, Muhammad, Sahabat Umar, Ghandi,
Luther, Abu Nawas, Romo Mangun, Bunda Teresa, Udin, Baharudin Lopa dan Munir. “
Adian
mengungkapkan, tantangan terberat saat ini adalah gerakan liberalisasi Islam.
Gerakan ini didukung kekuatan-kekuatan global yang masih memendam sikap
Islamofobia dengan menyebarkan paham pluralisme agama, kesetaraan gender, dan
gerakan liberalisasi lainnya yang berusaha meruntuhkan fondasi Islam dengan
mendangkalkan akidah Islam dan merombak tatanan keluarga dan sistem sosial
Islam.
Itulah sekelumit ilustrasi
betapa berat dan komplesnya tantangan dakwah. Sebagai sebuah Sunnatullah, yang
harus kita antisipasi, kita sikapi dan hadapi dengan berbagai cara dan
pendekatan yang ma’ruf, melalui berbagai
media yang tersedia, melalui berbagai kegiatan kehidupan ( politik, ekonomi,
sosial, pendidikan, seni dan budaya), dilakukan secara simultan, terorganisasi, dengan senantiasa memohon
inayah dan rahmat serta hidayah Allah swt.
Akan
tetapi kenyataan yang paling menyedihkan, yaitu terjadinya pengusiran di
berbagai daerah terhadap para aktivis dakwah yang dilakukan oleh mereka yang mendakwakan
diri sebagai orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi saw pun telah
mengingatkan kepada mereka,
"… dan barang siapa yang
menyerang umatku dan membunuh orang yang baik dan pelaku dosa dan tidak
menjauhi orang mukminnya dan tidak menepati janji orang yang memiliki janji
maka ia bukan dari golonganku, dan barang siapa yang berperang dibawah bendera
ketidak jelasan dan menyeru kepada kefanatikan atau marah karena fanatik
kemudian terbunuh maka terbunuhnya adalah terbunuh secara jahiliyah." (Sunan Nasa’i No. Hadist: 4045)
Keadaan
ini jelas bukan hal yang menguntungkan bagi gerakan dakwah, tetapi akan menjadi
saling menegasikan malah menjadi presedent buruk buat kondisi umat ke depan. Bahkan
menjadi situasi dan kondisi yang sangat menguntungkan bagi gerakan-gerakan
penentang dakwah.
Keadaan
di atas harus segera disadari dan diatasi oleh semua yang mengklaim pengemban amanah
dakwah Rasulullah saw. Upaya tashfif, meluruskan niat, merapatkan
barisan, merumuskan tujuan bersama, di bawah satu komando merupakan conditio
saint cuo non yang tidak dapat dihindari.
Tashfif gerakan
dakwah tidaklah akan berhasil kecuali dengan berpegang teguh pada kitabulloh
dan sunnah Rasul, dan kalaulah di tengah perjalanan dakwah terjadi
perselisihan, Allah swt telah memberikan petunjuk dan arahan yaitu “Jika
kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan
Rasul-Nya”
Arahan
yang cukup jelas, bukan pengusiran antar aktivis dakwah yang Allah inginkan
tetapi dialog, bermusyawarah di bawah naungan Al-Quran dan As Sunnah.
Perselisihan antar aktivis gerakan dakwah akan membuat kita ciut
dan hilang kekuatan. Itu telah diingatkan oleh Allah swt. Dalam QS.
Al-Anfal: 46.
“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan hilang kekuatanmu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar