Oleh: H.
Asep Kurnia
Menurut beberapa sumber bahwa populasi Yahudi di dunia sekitar 14
juta, sedangkan populasi muslim kurang lebih 1,5 miliar. Hal ini artinya setiap
1 orang Yahudi, berbanding dengan 107 muslim. Namun 14 juta orang Yahudi lebih
kuat daripada 1,5 miliar muslim. Mengapa? Padahal pada masa Rasulullah Saw orang-orang
Yahudi dapat dikalahkan dan mereka terdesak ke daerah-daerah pinggiran kota Madinah.
Bahkan mereka orang-orang Yahudi hanya bekerja sebagai penggarap kebun-kebun
dan ladang-ladang kaum muslimin. Bagaimana Rasulullah
Saw dapat mengalahkan hegemoni orang-orang Yahudi khususnya
di Madinah? Apa
langkah-langkah strategis yang diambil oleh Rasulullah Saw?
Pertama,
penelitian pasar (market research) menemukan bahwa pusat perbelanjaan
(pasar) dikuasai oleh kaum Yahudi dan tempat produksi (pengolahan hasil
pertanian) juga dikuasai oleh kaum Yahudi. Sehingga para penduduk (Aus dan Khajraj) tidak bisa
berbuat banyak. Maka Rasulullah
menetapkan untuk merebut dikotomi tersebut dengan mendirikan pasar tandingan
yang tentunya sangat berat sekali karena mendapat tantangan yang begitu berat.
Fakta
yang mengejutkan krisis ekonomi yang menghantam Amerika tidak hanya berdampak di Amerika, tapi juga berdampak
pada negara lainnya di dunia. Semua pakar ekonomi syariah menyatakan dan setuju
bahwa krisis yang terjadi sekarang akibat dari ekonomi kapitalis yang
mengagungkan logika dan meremehkan nilai-nilai spiritual dan moral. (study
comparative pada jatuhnya pasar ekonomi dunia dengan jatuh pasar qainuka)
Krisis yang sekarang terjadi adalah akibat
greedy (ketamakan) dan fraud (manipulasi). Ke dua sifat ini
banyak terjadi pada pengembangan produk-produk
derivatif yang tidak memiliki underlying transaction. Krisis itu terjadi
awalnya, dimulai oleh saham-saham yang merupakan produk dari tagihan perumahan,
dimana tagihan perumahan itu sendiri merupakan nomor dua
(secondary), artinya tagihan tersebut ada yang macet. Ketika tagihan itu
ada yang macet, kemudian dirating, lalu produk tersebut dijual sebagai salah
satu security. Istilahnya daur ulang lagi, daur ulang lagi, sampai satu titik
dia macet. Dan ketika macet, harga rumah ambruk, orang-orang yang mempunyai
tagihan cicilan rumah, tidak sanggup untuk bayar lagi. Akhirnya mereka
menyerahkan rumah mereka. Hal ini mengakibatkan banyak orang Amerika yang jatuh miskin,
sehingga kemudian Amerika mengalami krisis. Krisis di Amerika merembet ke
negara-negara lainnya di dunia karena banyak perekonomian negara di dunia yang
bergantung dengan perekonomian Amerika. Sedangkan di Indonesia krisis di Amerika
mengakibatkan pabrik-pabrik tekstil mulai melakukan PHK .
Kedua,
kegiatan dan kehidupan ekonomi tidak akan pernah terwujud tanpa adanya
kebersamaan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, etos kerja yang tidak sarat
dengan segala kemudahan tetapi berusaha dengan tangan sendiri, tidak
menumbuhkan sifat instan, mengkonsumsi barang yang sudah jadi, siap saji,
langsung dikonsumsi tetapi Rasul mengajak kaum Anshar, Muhajirin untuk saling
bekerja bersama. Program penggarapan untuk menyaingi hasil pertanian Yahudi, “siapa
menghidupkan tanah yang mati, maka tanah itu menjadi miliknya.” (HR. Al-Bukhari).
Rasulullah mendorong kemandirian dalam mencari penghidupan, “seseorang yang
mengangkat kayu bakar diatas punggungnya, itu lebih baik daripada dia
meminta-minta kepada seseorang, maka ia dikasih atau ditolak” (HR. Al-Bukhari).
Hal ini sejalan dengan fenomena yang
terjadi, pertama, pentingnya
bagaimana pemahaman dan penghayatan tentang nial-nilai spiritual. Kedua,
bagaimana kita diinggatkan supaya lebih bergantung kepada produk dalam negeri,
tidak banyak impor. Karena impor ini akan banyak menghabiskan devisa. Ketiga,
ini mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan sektor ekonomi kecil dan mikro
(UMKM). Karena terbukti selama
krisis tahun 1998 mereka mampu bertahan. Dimana mereka tidak meminta pembiayaan
dari bank, tidak meminta apapun dari pemerintah, tidak menghabiskan devisa
negara tapi mereka mampu untuk survive. UKM
juga merupakan salah satu sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. Dengan
lebih memperhatikan dan memberdayakan sektor mikro maka akan membuat
perekonomian bangsa kita tidak lagi terlalu tergantung dengan pihak luar. Dan
dengan mengembangkan ekonomi mikro maka secara tidak langsung kita juga ikut
mengembangkan ekonomi syariah, karena salah satu fokus ekonomi syariah adalah
pemberdayaan dan mengembangkan sektor UMKM. Sejarah juga membuktikan bahwa
selama krisis yang terjadi di waktu tahun 1998, selain sektor mikro mampu bertahan,
ternyata ekonomi syariah juga mampu bertahan. Dengan kembali ke ekonomi
syariah, kita berharap ekonomi syariah dapat mencapai momentumnya dengan
kembali ke sifat amanah, fathanah, siddiq, dan tabligh.
Ketiga,
Rasulullah membangun pusat kegiatan terkoordinir tempat pertemuan transaksi
ke-ekonomian, yaitu pasar “manakhak”. Tempat yang asalnya adalah tanah
kosong dan tidak berpenghuni tetapi dalam perjalannya mampu menyaingi
keberadaan pasar Yahudi yang kemudian pasar Yahudi tidak sanggup bersaing
secara bersih, para pengguna pasar lebih tertarik dengan pasar model Rasulullah
ini karena, semua diuntungkan, tidak ada perbedaan satu sama lain. Rasulullah
menjadikan pasar ini adalah indikator kejujuran dalam bermuamalah. Rasulullah
bersabda, “tempat yang paling dicintai Allah adalah mesjid. Dan tempat yang paling dibenci adalah pasar
(HR. Muslim)
ini karena pasarnya
dipenuhi dengan kecurang, gharar dan riba. Menurut Imam Nawawi, senada “didalam
pasar itu tempat kecurangan, penipuan, riba, sumpah palsu, ingkar janji dan
berpaling dari mengingat Allah, dan lain lain semakna
dengan ini” (syarh shahih Muslim 5/171).
Ketiga dasar pemikiran ini yang bukan
hanya menjadi ingatan pengetahuan akan tetapi harus diamalkan dengan tentunya
adanya penatalaksanaan yang berkelanjutan, bukan sebatas teori tetapi aplikasi riil di lapangan yang membutuhkan
kebersamaan. Tidak ada unsur kepentingan individu tetapi keinginan kemajuan
nilai illahiyah untuk menentramkan kehidupan keekonomian yang berimamah
dan berimaroh, real applicative (applikasi nyata ) harus segera
dilaksanakan bukan sekedar wacana, catatan-catatan kecil tentunya akan menjadi
pertimbangan bersama, seperti dasar pemikiran yang menyeluruh bukan partial
bukan hanya ditingkat lokal tapi harus
sampai pusat, yang tentunya tetap kebersamaan harus menjadi kerangka
berfikir bersama.
Krisis yang terjadi memperlihatkan bahwa
dunia membutuhkan Islam,
dunia yang berbasis ekonomi riel dan moralitas. Dunia yang memanusiakan
manusia.
Karena pertama, ekonomi syariah
adalah ekonomi yang berbasis pada sektor riil.
Jadi yang membedakan antara ekonomi syariah dengan ekonomi kapitalis itu,
diantaranya; ekonomi kapitalis berbasis pada ekonomi moneter, sistem pasar
modal, dimana ketika harga-harga saham naik itu tidak mencerminkan kenaikan
harga yang sesungguhnya. Disini banyak terjadi faktor-faktor non ekonomi yang
bermain. Sementara kalau ekonomi syariah, tidak boleh berbasis kepada sektor
moneter saja tanpa berbasis pada sektor riilnya.
Kedua, ekonomi syariah berbasis pada nilai-nilai, yang paling pokok
yaitu halal haram dan semua turunannya. Ketiga, ekonomi syariah berbasis
bagaimana menguatkan martabat manusia itu sendiri. Jadi dalam ekonomi syariah,
pusat dari pembangunan itu adalah bukan bangunan fisik, tapi manusianya.
Sekarang terlihat bahwa negara barat yang mengagungkan logika dan kecanggihan
manajemen mulai menyadari bahwa keagungan logika dan kecanggihan manajemen akan
runtuh jika tidak didukung dengang manusianya.
Khusus untuk ekonomi umat, ini merupakan
saatnya bagi kita untuk benar-benar merancang dengan memasukkan nilai
religius yang sudah sangat begitu
mengakar bukan saja sebagai karakter tetapi pondasi dari segala sektor.
Kemajuan ekonomi umat bukan tergantung dari segelintir pihak yang maju dalam
berbisnis atau revenue (pemasukan) organisasi yang mengedepankan
kepiawaian individu, tetapi kemajuan
yang massive (berjamaah) yang harus mampu mendorong semua anggota untuk
mandiri dalam berbisnis
Tantangan
terbesar bagi pertumbuhan ekonomi syariah salah satunya adalah kesiapan SDM. SDM ini bukan hanya
untuk mengisi perbankan dan asuransi. Tapi juga bagaimana ada orang-orang yang
tidak hanya mengerti ekonomi syariah, tapi juga mengerti bisnis, orang yang
mengerti akuntansi tapi juga mengerti fiqih, orang yang mengerti hadis tapi
juga menguasai manajemen keuangan. Inilah yang sesungguhnya yang akan mewarnai
industri eknomi syariah, yang akan masuk ke BI,
Bapenas, pasar modal,
pegadaian, dst. Jadi kebutuhan SDM
syariah tidak hanya untuk lembaga keuangan syariah tapi juga untuk semua elemen
industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar